Sabtu, 21 Maret 2015

Motivasi-Belajar Dari sang Katak



Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecil,...

… yang menggelar lomba lari
Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.

Penonton berkumpul bersama  mengelilingi menara untuk menyaksikan  perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta...

 
Perlombaan dimulai...



Secara jujur:
Tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan bisa mencapai puncak menara.
Terdengar suara:
"Oh, jalannya terlalu sulitttt!!
Mereka  TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak."
atau:
"Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu tinggi...!!


Katak2 kecil mulai berjatuhan. Satu persatu...
... Kecuali mereka  yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi..
Penonton terus bersorak
"Terlalu sulit!!! Tak seorangpun akan berhasil!"


Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah...
...Tapi ada  SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi...
Dia tak akan menyerah!



Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali  satu katak kecil yang telah berusaha keras  menjadi  satu-satunya yang berhasil mencapai puncak!
SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya?


Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan?




Ternyata...
Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!


Pelajaran Hidup yang dapat kita kutip adalah:

Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis...

…karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu.


         Tetaplah selalu....


 


POSITIV
 Dan yang terpenting:


Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa menggapai cita-citamu!
Selalulah berpikir:
I can do the best thing to do!
SAYA AKAN MELAKUKAN APA YANG TERBAIK DARI YANG BISA SAYA LAKUKAN

@ Novel WARNA



Kuning :  Waktu kecil aku sering dengar orang bilang hidup ini penuh warna. Kata-kata itu memang basi. Tapi terus melekat dalam pikiranku. Mungkin karena itulah aku kemudian terbiasa membagi hidupku dengan beragam warna. Kisah ini biar kumulai dari warna kuning. Yaa..Kuning. Kenapa kuning? Karena bagiku kuning adalah warna awal yang penuh kemungkinan. Yaa...awal bisa membawa ke warna-warna selanjutnya. Aahhh....bohong!!

Merah :  Hari ini aku mengagumi-mu. Besok aku membenci-mu. Eehhh..berusaha membencimu maksudku.

Jingga :  Ini warna tomat yang akan matang...ini warna jeruk yang menggugah selera...ini warna perasaanku saat mulai jatuh cinta.

Merah Muda :  Kadang-kadang...jatuh cinta itu seperti jatuh pingsan. Kamu nggak sempat sadar itu akan terjadi. Tapi,saat terbangun tahu-tahu kamu mengerti bahwa  kamu sudah mengalaminya.

Ungu : Aku suka warna ungu. Tapi kata orang,ungu itu warna janda. Aku bukan janda,tapi aku tahu janda itu patah hati....Bolehkah kuambil warna ungu untuk melukiskan hatiku yang patah?

Magenta : Seperti benci dan cinta,,Kupikir jatuh cinta dan patah hati hanya setipis benang. Karena itu kupilih warna magenta. Karena magenta itu keunguan..tapi magenta juga merah muda. Magenta itu...saat cinta yang ada tak cukup lagi dilukiskan dengan merah muda.

Hijau : Menurut mamaku,tidak ada yang lebih menyenangkan daripada memandang indahnya alam yang menghijau. Tidak ada warna yang lebih tepat untuk menggambarkan kedamaian...

Cokelat :  Pernah merasakan ketagihan makan cokelat ? Ake pernah. Rasanya adalah.....Sudah kumakan semua yang  pernah kumakan. Tapi tetap ada sesuatu yang tak bisa berhenti kupikirkan untuk ku-kunyah. Cokelat..,Sudah kumiliki semua yang  seharusnya kumiliki. Tapi tetap ada sesuatu yang kuinginkan. Dan aku tak bisa berhenti memikirkannya,sama seperti itulah..Buatku cokelat memang warna yang paling  tak menentu.

Biru :  Entah mengapa orang memilih warna biru untuk melukiskan kesedihan,aku tak pernah mengerti. Menurutku,biru warna yang indah. Namun, kalau memang menyedihkan biarlah biru menjadi warna kesedihan yang masih bisa kumiliki.

Hitam :  adalah dukacita.......itu saja.

Abu-abu :  Ketika duka begitu kental hingga luka tak lagi terasa. Ketika duka sudah jadi kebiasaan. Dan disinilah,selama ini aku terperangkap.

Putih :  Kekasihku...Betapa malaikat-mu mengubahku. Lalu segalanyapun menjadi putih. Kekasihku...Tanpa sedikitpun melupakanmu,kini aku siap buat awalan yang baru. Dengan hati yang akan selalu mencintai kamu.